Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

7 Mitos Tentang Reksadana yang Harus Anda Lupakan

Jumat, 17 Januari 2025 | 09:00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-17T02:11:44Z
7 Mitos Tentang Reksadana

1. Reksadana Hanya untuk Orang Kaya

Banyak orang berpikir bahwa investasi di reksadana membutuhkan modal besar. Padahal, sekarang Anda bisa mulai dengan nominal kecil, bahkan hanya Rp100.000. Platform investasi modern seperti Bibit atau Bareksa mempermudah siapa saja untuk memulai investasi dengan modal minim.

2. Reksadana Selalu Berisiko Tinggi

Risiko dalam reksadana tergantung pada jenisnya. Reksadana pasar uang, misalnya, dikenal memiliki risiko yang rendah karena sebagian besar investasinya pada instrumen seperti deposito dan obligasi jangka pendek. Dengan memahami profil risiko Anda, investasi reksadana dapat disesuaikan untuk memberikan rasa aman dan pertumbuhan keuangan yang stabil.

3. Investasi Reksadana Sulit Dipahami

Banyak orang merasa reksadana terlalu rumit, tetapi kenyataannya tidak demikian. Platform digital seperti Tokopedia Investasi telah menyederhanakan proses investasi. Anda juga bisa belajar lebih banyak melalui artikel edukasi keuangan yang tersedia di platform-platform tersebut.

4. Reksadana Tidak Memberikan Keuntungan

Anggapan ini tidak sepenuhnya benar. Keuntungan dari reksadana bergantung pada jenisnya dan kinerja pasar. Reksadana saham, misalnya, dapat memberikan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan reksadana pasar uang, meskipun dengan risiko yang lebih besar. Untuk hasil yang optimal, pastikan Anda memilih reksadana yang sesuai dengan tujuan keuangan Anda.

5. Kehilangan Kendali atas Dana Anda

Banyak yang percaya bahwa dana mereka tidak bisa diakses jika diinvestasikan dalam reksadana. Faktanya, Anda dapat mencairkan investasi Anda kapan saja, tergantung pada jenis reksadana. Likuiditas adalah salah satu keunggulan utama reksadana dibandingkan instrumen investasi lainnya seperti properti.

6. Semua Reksadana Sama

Tidak semua reksadana sama. Ada berbagai jenis, seperti reksadana pasar uang, pendapatan tetap, saham, dan campuran, masing-masing dengan tujuan dan tingkat risiko yang berbeda. Dengan memahami jenis-jenis ini, Anda dapat memilih reksadana yang paling cocok untuk kebutuhan dan tujuan investasi Anda.

7. Reksadana Tidak Cocok untuk Jangka Panjang

Sebagian orang percaya bahwa reksadana tidak efektif untuk investasi jangka panjang. Namun, reksadana saham, misalnya, justru dirancang untuk memberikan keuntungan optimal dalam jangka panjang. Dengan strategi yang tepat dan disiplin, Anda bisa mencapai tujuan keuangan seperti dana pensiun atau pendidikan anak.

×
Berita Terbaru Update