Di Indonesia, biaya logistik sering kali menjadi salah satu beban terbesar bagi perusahaan. Freight cost atau biaya pengiriman barang bisa mencapai 20–30% dari total biaya operasional, terutama bagi bisnis yang bergantung pada distribusi.
Tidak sedikit business owner yang heran kenapa biaya logistik terus naik, padahal volume pengiriman tidak berubah signifikan.
Kalau ditelusuri, masalahnya sering bukan pada pihak ketiga atau kondisi eksternal saja. Banyak biaya yang sebenarnya “bocor” karena kesalahan internal yang tampak sepele, tapi dampaknya luar biasa besar.
Kesalahan Umum yang Membuat Freight Cost Membengkak
Berikut adalah 7 kesalahan umum yang membuat freight cost membengkak, dan bisa Anda hindari agar bisnis tetap efisien.1. Tidak Melakukan Perencanaan Rute dengan Baik
Salah satu penyebab utama tingginya biaya pengiriman adalah rute distribusi yang tidak efisien. Di Indonesia, kondisi jalan yang macet dan akses daerah yang terbatas membuat perencanaan rute jadi krusial.
Namun, banyak perusahaan masih mengandalkan cara manual tanpa dukungan teknologi. Akibatnya, armada sering menempuh rute lebih jauh, boros bahan bakar, dan butuh waktu lebih lama. Kalau ini terjadi setiap hari, jangan heran kalau biaya logistik membengkak.
2. Mengabaikan Konsolidasi Pengiriman
Banyak bisnis di Indonesia masih melakukan pengiriman kecil-kecilan dengan frekuensi tinggi. Misalnya, satu truk hanya berisi setengah muatan karena barang harus segera dikirim. Praktik ini jelas membuat biaya per unit barang jauh lebih tinggi.
Padahal, jika dilakukan konsolidasi pengiriman biaya bisa ditekan signifikan. Kesalahan ini sering terjadi karena kurangnya koordinasi antara tim sales, warehouse, dan logistik.
3. Tidak Memahami Struktur Biaya dari Forwarder
Freight cost tidak hanya soal ongkos transportasi. Ada banyak komponen lain seperti biaya handling, storage, dokumentasi, hingga biaya tambahan (surcharge). Sayangnya, banyak pemilik bisnis yang tidak benar-benar memahami detail ini.
Akibatnya, perusahaan sering kaget ketika invoice lebih tinggi dari perkiraan. Misalnya, ada biaya demurrage karena kontainer terlalu lama di pelabuhan, atau biaya tambahan bahan bakar (fuel surcharge) yang tidak dihitung sejak awal. Kesalahan dalam memahami struktur biaya membuat Anda sulit mengontrol pengeluaran.
4. Kurang Memanfaatkan Teknologi untuk Monitoring
Di era digital, seharusnya biaya logistik bisa lebih terkendali dengan bantuan teknologi. Namun kenyataannya, masih banyak perusahaan di Indonesia yang mengelola pengiriman secara manual.
Tanpa sistem monitoring, sering kali terjadi keterlambatan, salah rute, atau penggunaan armada yang tidak optimal. Hal-hal kecil seperti ini menambah biaya secara tidak langsung.
Padahal, dengan jasa forwarder seperti forwarder.ai, Anda bisa memantau proses pengiriman secara real-time, menganalisis data, dan menemukan titik pemborosan.
5. Salah Memilih Partner Logistik
Tidak semua penyedia jasa logistik cocok untuk kebutuhan bisnis Anda. Banyak perusahaan hanya memilih partner berdasarkan harga murah, tanpa melihat kualitas layanan.
Masalahnya, harga murah sering diiringi risiko keterlambatan, manajemen yang tidak transparan, dan biaya tambahan tersembunyi. Alih-alih hemat, Anda justru bisa keluar biaya lebih besar karena harus menanggung komplain pelanggan atau bahkan kehilangan penjualan.
Kesalahan memilih partner logistik adalah salah satu faktor yang paling sering terjadi dan sering kali luput dari perhatian manajemen.
6. Tidak Mengelola Packaging dengan Efisien
Packaging sering dianggap remeh, padahal punya peran besar dalam freight cost. Ukuran kemasan yang terlalu besar membuat barang memakan ruang lebih banyak di truk atau kontainer.
Di industri logistik, biaya pengiriman sering dihitung berdasarkan dimensi (volumetric weight), bukan hanya berat barang. Jadi, jika kemasan tidak dioptimalkan, biaya akan membengkak meskipun bobot barang sebenarnya ringan.
Selain itu, packaging yang tidak sesuai standar juga bisa meningkatkan risiko kerusakan barang. Jika barang rusak, perusahaan harus menanggung biaya penggantian yang tentu saja semakin menambah beban.
7. Tidak Melakukan Evaluasi dan Audit Biaya
Kesalahan terakhir, dan sering kali paling fatal, adalah tidak adanya evaluasi rutin terhadap freight cost.
Banyak perusahaan hanya menerima invoice dari penyedia logistik tanpa benar-benar menganalisis apakah biaya tersebut wajar. Tanpa audit biaya, Anda tidak bisa mengetahui apakah ada biaya yang bisa ditekan.
Misalnya, rute tertentu ternyata selalu menimbulkan biaya tambahan, atau ada peluang konsolidasi yang belum dimanfaatkan. Dengan melakukan evaluasi, Anda bisa menemukan celah efisiensi yang signifikan.
Apa Dampak untuk Bisnis Anda?
Semua kesalahan di atas mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya besar. Freight cost yang membengkak bisa mengurangi margin keuntungan, membuat harga jual kurang kompetitif, bahkan mengganggu cash flow bisnis Anda.
Lebih jauh lagi, biaya logistik yang tidak terkendali bisa merusak kepercayaan pelanggan.
Misalnya, keterlambatan atau biaya tambahan mendadak membuat pelanggan kecewa dan beralih ke kompetitor.
Bagaimana Cara Mengatasinya?
Menghadapi tantangan logistik membutuhkan strategi yang tepat agar biaya tidak terus membengkak. Salah satu langkah penting adalah memanfaatkan teknologi.
Platform seperti forwarder.ai memungkinkan Anda mengoptimalkan rute, memantau pengiriman secara real-time, serta menganalisis biaya logistik secara menyeluruh. Dengan data yang lebih transparan, pengambilan keputusan bisa menjadi jauh lebih akurat.
Selain itu, konsolidasi pengiriman juga bisa menjadi solusi efektif. Dengan menggabungkan beberapa order dalam satu pengiriman, biaya per unit akan lebih rendah.
Upaya ini sebaiknya diiringi dengan audit biaya rutin, guna memastikan setiap invoice jelas dan sesuai dengan kontrak yang telah disepakati. Efisiensi juga bisa dicapai melalui pengemasan yang optimal. Desain kemasan yang lebih ringkas akan mengurangi ruang berlebih dan menekan biaya transportasi.
Memilih partner logistik yang tepat tetap menjadi kunci. Jangan hanya terpaku pada harga murah, tetapi pertimbangkan juga reputasi, transparansi, serta kualitas layanan yang ditawarkan agar bisnis Anda lebih terjamin dalam jangka panjang.
Freight cost yang membengkak sering kali bukan karena faktor eksternal semata, melainkan karena kesalahan internal yang bisa dihindari. Mulai dari perencanaan rute, konsolidasi pengiriman, pemilihan partner logistik, hingga pengelolaan packaging.
Sebagai pemilik bisnis, Anda perlu lebih jeli dalam mengelola detail ini. Dengan pemanfaatan teknologi seperti forwarder.ai, Anda bisa mengontrol biaya logistik lebih baik, menjaga kepuasan pelanggan, dan meningkatkan daya saing bisnis Anda di pasar yang semakin kompetitif.