Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Tekanan Global AI: Strategi Pendidikan Google

Senin, 27 Januari 2025 | 12:00 WIB | 0 Views Last Updated 2025-01-27T05:01:02Z
Tekanan Global AI: Strategi Pendidikan Google

Google dan Tantangan Regulasi Global

Google, perusahaan teknologi terkemuka di bawah naungan Alphabet, menghadapi tantangan besar berupa regulasi global terkait kecerdasan buatan (AI). Berbagai kebijakan baru yang mengatur penggunaan teknologi AI, seperti EU AI Act, mengharuskan perusahaan untuk transparan terhadap risiko sistem AI yang mereka gunakan. Google bahkan dikabarkan menawarkan untuk menjual sebagian bisnis teknologi iklannya untuk meredakan tekanan dari regulator Uni Eropa.

Di sisi lain, tekanan dari regulator seperti Departemen Kehakiman AS semakin mempersempit ruang gerak Google di sektor AI. Departemen tersebut menilai bahwa Google telah melakukan praktik monopoli dalam bisnis mesin pencarian, sehingga menghambat kompetisi di sektor teknologi global.

Inisiatif Pendidikan AI: Investasi Google untuk Masa Depan

Untuk merespons tantangan regulasi, CEO Google, Sundar Pichai, mengumumkan investasi sebesar $120 juta (sekitar Rp1,83 triliun) pada September lalu. Dana ini digunakan untuk mengembangkan program pendidikan berbasis AI melalui inisiatif seperti Grow with Google. Program ini menawarkan pelatihan online dan tatap muka untuk meningkatkan keterampilan di bidang teknologi, termasuk analisis data dan dukungan IT.

Hingga Desember 2024, sebanyak 1 juta peserta telah berhasil mendapatkan sertifikat melalui program tersebut. Lisa Gevelber, kepala program Grow with Google, menyatakan bahwa pelatihan terbaru kini mencakup modul khusus terkait kecerdasan buatan, yang dirancang untuk memperluas peluang karier masyarakat.

Kemitraan Publik-Swasta untuk Peluang Kerja

Google juga berupaya menciptakan peluang kerja baru melalui kemitraan publik-swasta. Salah satu contohnya adalah program Skilled Trades and Readiness, yang bekerja sama dengan perguruan tinggi komunitas untuk melatih tenaga kerja membangun pusat data berbasis AI. Pendekatan ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya menggantikan pekerjaan, tetapi juga menciptakan peran baru yang relevan dengan kebutuhan pasar.

Menurut studi dari Google, Goldman Sachs, dan McKinsey, AI diprediksi akan terintegrasi dalam sebagian besar pekerjaan di masa depan. Meskipun demikian, hanya sebagian kecil profesi yang akan digantikan sepenuhnya oleh teknologi ini.

Simulasi Pelatihan AI untuk Masa Depan

David Autor, seorang ekonom yang bekerja sama dengan Google, menyoroti pentingnya inovasi dalam pelatihan tenaga kerja. Ia menyatakan bahwa AI dapat digunakan untuk menciptakan program pelatihan imersif, seperti simulator penerbangan, yang dirancang khusus untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja dewasa. Pendekatan ini diharapkan dapat mengatasi tantangan tradisional dalam pelatihan ulang orang dewasa.

Dengan fokus pada pengembangan keterampilan berbasis AI, Google berharap dapat memberikan dampak positif bagi tenaga kerja global serta membentuk kebijakan AI yang inklusif dan berkelanjutan.

×
Berita Terbaru Update