Bitcoin Tertahan Setelah Cetak Rekor Tertinggi
Pada 14 Juli lalu, Bitcoin (BTC) berhasil menembus rekor harga tertinggi di level US$ 123.091. Namun, sejak pencapaian tersebut, pergerakan harga BTC mulai melemah. Selama dua pekan terakhir, mata uang kripto ini hanya bergerak dalam kisaran sempit di atas level support US$ 116.400. Kondisi ini menunjukkan adanya fase konsolidasi yang cukup kuat, sekaligus menjadi hambatan bagi reli lanjutan dalam waktu dekat.
Fase stagnan ini memberikan sinyal bahwa pasar tengah mencari arah selanjutnya. Tidak ada pergerakan signifikan naik maupun turun, yang menandakan bahwa pelaku pasar sedang dalam posisi menunggu. Dalam kondisi seperti ini, biasanya pasar sedang menyerap informasi atau sentimen baru sebelum membuat pergerakan besar selanjutnya.
Di Balik Sideways, Investor Besar Mulai Bergerak
Meskipun harga terlihat datar, aktivitas penting justru terjadi di balik layar. Investor institusi dan pihak besar lainnya tampak sibuk mengakumulasi Bitcoin. Sebaliknya, investor ritel justru mulai melepas aset mereka. Pola ini menandakan pergeseran kekuatan kepemilikan dari investor kecil ke pemain besar yang memiliki pandangan jangka panjang.
Pergerakan akumulasi oleh institusi bukan tanpa alasan. Mereka melihat peluang saat pasar dalam kondisi tidak menentu. Saat investor ritel merasa cemas dan menjual, pihak besar justru memanfaatkan kesempatan untuk mengumpulkan BTC dengan harga relatif stabil sebelum potensi lonjakan selanjutnya terjadi.
Transaksi Besar Mengalir ke Bursa Binance
Salah satu pergerakan mencolok terjadi melalui transaksi besar ke bursa Binance. Diperkirakan sekitar US$ 2,7 miliar dalam bentuk Bitcoin dikirimkan ke platform tersebut. Menariknya, sebagian besar dana itu diyakini berasal dari dompet era Satoshi, akun yang tidak aktif selama bertahun-tahun namun kini kembali beraktivitas.
Kemunculan kembali dompet lama tersebut memicu berbagai spekulasi. Banyak pihak menilai bahwa langkah ini merupakan bagian dari proses distribusi dan pengambilan keuntungan (profit-taking). Jika benar, hal ini bisa menjelaskan mengapa harga Bitcoin belum mampu menembus kenaikan baru sejak mencapai rekor tertinggi beberapa waktu lalu.
Sinyal Distribusi dari Pemain Lama Bitcoin
Pergerakan dana dari dompet era Satoshi memberi indikasi bahwa pemilik awal Bitcoin mungkin mulai melakukan realisasi keuntungan. Ini menjadi sinyal bahwa pasar sedang mengalami fase distribusi. Di satu sisi, ini membuat harga sulit untuk terus naik, terutama jika volume jual meningkat dalam waktu bersamaan.
Meski tidak ada kepastian tentang motif pasti dari transaksi besar itu, analis menilai hal ini patut dicermati. Fase distribusi sering kali terjadi secara perlahan, ditandai dengan harga yang datar namun volume transaksi tinggi. Ini bisa menjadi sinyal awal perubahan tren jika tidak diimbangi dengan akumulasi yang kuat.
Investor Ritel Mulai Melepas Kepemilikan
Berdasarkan analisis Burak Kesmeci dari CryptoQuant, investor ritel tampak aktif menjual Bitcoin mereka sejak awal tahun 2023. Penurunan partisipasi investor kecil ini kontras dengan meningkatnya aktivitas pembelian oleh institusi dan entitas besar sepanjang 2024 hingga 2025. Perbedaan ini menunjukkan dinamika kepemilikan aset kripto yang berubah.
Perubahan arah ini menandakan bahwa investor ritel cenderung mengambil keuntungan lebih cepat atau merasa kurang percaya diri terhadap kelanjutan tren. Sebaliknya, pemain besar memanfaatkan momen ini untuk memperkuat portofolio mereka, mempercayai potensi jangka panjang Bitcoin sebagai aset strategis.
Arus Masuk Dana Institusi Dorong Akumulasi
Faktor utama yang mendorong akumulasi besar-besaran oleh institusi adalah masuknya modal dari Bitcoin ETF berbasis spot. Produk investasi ini menjadi pintu bagi dana institusional untuk masuk ke pasar kripto secara legal dan terstruktur. Selain itu, perusahaan besar juga mulai menambahkan BTC ke neraca keuangan mereka.
Aksi beli oleh korporasi memperlihatkan bahwa keyakinan terhadap masa depan Bitcoin masih sangat tinggi. Meskipun volatilitas tetap menjadi tantangan, potensi pertumbuhan nilai aset ini dianggap cukup menarik bagi investor dengan visi jangka panjang. Ini membuat arus akumulasi terus berlanjut bahkan saat harga sedang stagnan.
Minat Pencarian di Google Masih Rendah
Meski harga Bitcoin mencetak rekor, volume pencarian untuk kata kunci “Bitcoin” di Google Trends masih rendah. Fenomena ini cukup unik karena biasanya lonjakan harga diikuti dengan peningkatan pencarian secara signifikan, yang menandakan euforia publik. Saat ini, situasinya justru berkebalikan.
Kurangnya euforia massal bisa menjadi pertanda bahwa bull run belum mencapai puncaknya. Dalam siklus kripto sebelumnya, puncak biasanya terjadi ketika publik umum mulai terlibat secara aktif. Karena minat publik masih cenderung datar, ini bisa menjadi sinyal bahwa fase kenaikan masih menyimpan potensi lebih lanjut.
Skor Akumulasi Menyentuh Level Tinggi
Skor Akumulasi Trend yang mencerminkan aktivitas pembelian dompet besar, kini berada di angka 0.95 atau lebih tinggi sejak 15 Juli. Angka ini mendekati nilai maksimal 1, yang berarti para pemegang besar terus menambah posisi mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka melihat peluang positif meskipun harga belum naik signifikan.
Kuatnya skor ini mencerminkan kepercayaan institusi terhadap fundamental Bitcoin. Mereka melihat masa stagnan sebagai waktu yang ideal untuk menambah kepemilikan. Biasanya, tren seperti ini mendahului pergerakan harga besar, mengingat kekuatan pasar seringkali terletak pada pemain-pemain utama.
Perusahaan Mulai Menyimpan Kripto di Neraca
Salah satu tren yang sedang tumbuh adalah perusahaan menambahkan aset kripto ke dalam neraca keuangan mereka. Menurut Trader Mayne, analis dan trader kripto, tren ini baru saja dimulai. Ia meyakini bahwa dalam waktu dekat, langkah tersebut akan menjadi lebih masif dan mencolok di pasar.
Narasi “treasury Bitcoin” ini membawa perubahan besar dalam cara perusahaan melihat kripto. Jika sebelumnya dianggap berisiko, kini aset digital mulai diterima sebagai cadangan nilai. Meski demikian, lonjakan ekstrem dalam partisipasi korporasi juga bisa menjadi sinyal bahwa pasar mendekati puncak siklusnya.
Sindiran Tentang Euforia dan Akhir Siklus
Dalam unggahannya di platform X, Trader Mayne menyindir potensi euforia pasar. Ia menyebut bahwa puncak siklus mungkin terjadi saat perusahaan besar seperti S&P 500 atau Nasdaq mulai menambahkan “Fartcoin” ke portofolionya—sebuah sindiran terhadap kebiasaan pasar membeli aset tanpa pertimbangan fundamental.
Sindiran ini menggambarkan kekhawatiran akan terjadinya keserakahan massal. Euforia semacam ini seringkali menjadi tanda bahwa siklus bull run sudah mencapai akhir. Ketika terlalu banyak pihak terlibat tanpa pemahaman mendalam, pasar biasanya memasuki fase koreksi atau bahkan pembalikan tren.