Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Bitcoin Tembus US$112.000: Sejarah Baru di Dunia Kripto

Kamis, 10 Juli 2025 | 10:07 WIB | 0 Views Last Updated 2025-07-10T03:07:52Z
Bitcoin Tembus US$112.000

Bitcoin kembali mencatatkan pencapaian luar biasa di dunia aset digital. Pada pertengahan tahun 2025, harga Bitcoin berhasil menembus rekor tertinggi baru, mencapai lebih dari US$112.000. Kejadian ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kripto global, dan menarik perhatian luas dari investor institusional maupun individu. Kapitalisasi pasar Bitcoin juga mengalami lonjakan signifikan, menjadikannya aset bernilai tinggi secara global.

Data dari berbagai bursa kripto terkemuka menunjukkan bahwa rekor ini bukan sekadar fluktuasi harga biasa. Kenaikan lebih dari 2% dalam 24 jam menjadi bukti kuat bahwa permintaan terhadap BTC semakin meningkat. Perubahan pasar yang terjadi didorong oleh sejumlah faktor fundamental dan sentimen pasar yang menguat dalam beberapa bulan terakhir.

Rekor Tertinggi Bitcoin Mengguncang Bursa Kripto

Bitcoin secara resmi mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masa (ATH) di berbagai platform perdagangan kripto. Dengan menyentuh angka US$112.000, BTC berhasil melampaui rekor sebelumnya yang tercatat pada bulan Mei 2025 sebesar US$111.814. Pencapaian ini mempertegas dominasi Bitcoin di pasar aset digital global yang semakin kompetitif.

Pada saat bersamaan, volume perdagangan harian Bitcoin juga menunjukkan peningkatan drastis. Menurut laporan CoinMarketCap, volume harian mencapai US$53,7 miliar, mengalami kenaikan hampir 24%. Lonjakan ini menandakan bahwa minat investor terhadap Bitcoin masih sangat tinggi, meskipun harga sudah berada di level premium.

Bitcoin Kini Jadi Aset Terbesar Kelima di Dunia

Dengan kapitalisasi pasar mencapai US$2,2 triliun, Bitcoin kini resmi menduduki posisi kelima sebagai aset paling bernilai secara global. Hal ini menempatkannya di atas raksasa teknologi Alphabet, induk perusahaan Google, yang memiliki nilai kapitalisasi sekitar US$2,15 triliun. Posisi ini menunjukkan legitimasi BTC sebagai instrumen keuangan utama dunia.

Kemajuan ini tak hanya berdampak pada sektor kripto, namun juga memperluas pengaruh Bitcoin di kalangan investor tradisional. Dengan keberhasilannya mengungguli banyak perusahaan besar, BTC semakin dipertimbangkan sebagai alternatif investasi jangka panjang oleh institusi keuangan global.

Arus Dana ETF Dorong Harga Bitcoin

Salah satu pendorong utama lonjakan harga Bitcoin berasal dari masuknya dana besar ke dalam produk ETF Bitcoin spot. Sejumlah nama besar seperti BlackRock dan Fidelity mencatatkan aliran dana lebih dari US$13 miliar dalam empat bulan terakhir. IBIT dan FBTC menjadi contoh ETF yang paling diminati investor.

Masuknya dana ini memberi sinyal kuat bahwa pasar institusional kini lebih percaya diri terhadap aset digital. Keberadaan ETF Bitcoin memungkinkan akses lebih luas dan legalitas yang lebih jelas dalam perdagangan kripto. Hal ini tentu memberikan tekanan positif pada harga Bitcoin yang terus meningkat tajam.

Sentimen Pasar Berubah Arah Secara Signifikan

Perubahan tajam dalam sentimen pasar juga berperan besar dalam peningkatan harga Bitcoin. Data dari platform analitik Santiment mengungkapkan bahwa investor ritel yang semula merasa jenuh dan khawatir kini mulai menunjukkan optimisme. Perubahan ini mengubah arah tren dari netral menjadi bullish secara signifikan.

Selain itu, faktor eksternal seperti ketegangan geopolitik dan ketidakstabilan ekonomi global membuat Bitcoin kembali dianggap sebagai aset lindung nilai. Investor global yang mencari perlindungan nilai kekayaan mereka mulai mengalihkan dana ke aset kripto utama ini sebagai alternatif dari instrumen konvensional.

Lonjakan Harga BTC Ikut Dongkrak Altcoin

Kenaikan harga Bitcoin memberikan efek domino terhadap pasar altcoin. Ethereum (ETH), Ripple (XRP), dan Solana (SOL) mengalami peningkatan harga yang cukup signifikan dalam waktu singkat. Para trader yang memantau pergerakan BTC turut meningkatkan aktivitas pada aset kripto alternatif ini.

Lonjakan altcoin menunjukkan bahwa tren bullish tidak hanya terjadi pada Bitcoin, tetapi juga menyebar ke berbagai aset digital lainnya. Ini menandakan bahwa investor mulai mengincar peluang di luar BTC, membuka potensi altseason yang sering kali terjadi setelah Bitcoin mengalami rally besar.

Likuidasi Massal dan Short Squeeze Mengancam Pasar

Dalam 24 jam terakhir, data menunjukkan terjadi likuidasi posisi perdagangan senilai lebih dari US$496 juta. Mayoritas posisi tersebut merupakan posisi short, yaitu taruhan bahwa harga BTC akan turun. Namun, lonjakan harga justru membuat para trader tersebut mengalami kerugian besar.

Fenomena short squeeze pun mulai terjadi, di mana trader yang merugi terpaksa membeli kembali aset untuk menutup kerugian. Proses ini semakin memperkuat tekanan beli di pasar dan berpotensi mendorong harga Bitcoin naik lebih tinggi dalam jangka pendek, menciptakan efek bola salju.

Potensi Altseason 2025: Apa Kata Analis?

James Seyffart, analis dari Bloomberg, menyatakan bahwa lonjakan Bitcoin kali ini bisa menjadi pemicu dimulainya altseason 2025. Fenomena altseason merujuk pada periode ketika altcoin mengalami lonjakan harga lebih tinggi dari Bitcoin dalam waktu bersamaan.

Jika tren ini berlanjut, investor bisa menyaksikan lonjakan pada aset-aset kripto lain yang sebelumnya tertinggal. Altseason memungkinkan diversifikasi portofolio kripto menjadi lebih optimal, dan mendorong pertumbuhan keseluruhan pasar kripto menuju kapitalisasi yang lebih besar.

Bitcoin Semakin Diakui Sebagai Aset Global

Kenaikan kapitalisasi pasar Bitcoin menandai langkah besar dalam evolusi aset digital. BTC tidak lagi sekadar dianggap sebagai spekulasi, tetapi telah menjadi bagian dari strategi investasi utama bagi banyak lembaga keuangan global. Ini memperkuat posisi Bitcoin sebagai aset digital paling mapan saat ini.

Dengan dukungan regulasi yang semakin jelas dan permintaan yang terus meningkat, Bitcoin diprediksi akan terus tumbuh dalam beberapa tahun ke depan. 

×
Berita Terbaru Update